Kamis, 24 Februari 2011

NABI MUHAMMAD BUTA HURUF ATAU TIDAK

Nabi Muhammad Buta Huruf
Tinggalkan komentar Go to comments
Saya ingin bertanya, saya pernah dengar bahwa Nabi Muhammad itu buta huruf (tidak bisa baca tulis), apakah benar hal tersebut?
Terima kasih

jawaban :
Benar bahwa nabi Muhammad SAW adalah seorang yang ”ummi”. Dan kata ummi menunjukkan makna seorang yang tidak bisa membaca dan menulis.
Namun tidak bisa baca dan tulis bukan berarti lambang kebodohan, sebab masyarakat tempat di mana beliau hidup memang tidak punya budaya baca tulis. Mengapa demikian?
Ada beberapa analisa yang sempat mengemuka. Salah satunya adalah fakta bahwa orang Arab punya kelebihan dalam mengingat kalimat dengan teramat sempurna. Buat mereka, menghafal 100 bait syair cukup dengan sekali mendengar. Sehingga kalau semua hal bisa dihafal, buat apa lagi ditulis.
Maka budaya baca tulis nyaris tidak terlalu banyak berkembang di tanah Arab di masa itu. Sebaliknya, mereka terbiasa menghafal begitu saja jutaan kata yang kalau ditulis bisa menjadi ribuan lembar buku.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ummi bukanlah tidak bisa baca dan tulis. Meski memang kenyataannya demikian, namun lafadz ummi lebih dimaksudkan sebagai orang yang tidak punya akses kepada kitab dan literatur agama samawi sebelumnya.
Nabi Muhammad SAW adalah seorang Arab yang tinggal di Makkah, beliau berbahasa Arab dan tidak paham bahasa Suryani atau Ibrani, dua bahasa yang digunakan oleh umat Nasrani dan Yahudi. Beliau tidak melek kitab samawi terdahulu. Maksudnya, beliau tidak bisa baca kitab Taurat, Injil dan Zabur.
Lalu apa hubungannya?
Hubungannya adalah agar tidak ada alasan bagi umat yahudi atau nasrani untuk mengatakan bahwa Muhammad hanyalah sekedar ”menyontek” dari kitab-kitab mereka. Sebab salah satu kilah mereka untuk tidak mau beriman kepada nabi Muhammad SAW adalah karena mereka menuduh beliau sekedar menjiplak apa yang ada dalam kitab mereka.
Apalagi ternyata memang banyak hukum syariah yang memiliki kesamaan dengan hukum yang ada pada kalangan yahudi dan nasrani. Bahkan jenis hukumannya pun nyaris sama.
Agama Yahudi dan Nasrani sama-sama mengharamkan babi, khamar, zina, pembunuhan, serta memberlakukan hukum hudud dan potong tangan. Ternyata, Al-Quran juga turun dengan esensi yang serupa, meski dengan beberapa penyesuaian.
Maka untuk menepis tuduhan itu, disebutlah bahwa nabi Muhammad SAW adalah seorang yang ummi, yaitu orang yang tidak mengerti bahasa Injil, Taurat dan Zabur. Maka tuduhan itu menjadi mentah dengan sendirinya.

Ternyata Nabi Muhammad Tidak Buta Huruf
Diposkan oleh iskandarz 26 Oktober 2009
Memaknai ke "Ummi" an Nabi Muhammad

Kata “ummi”, menurut Alquran adalah orang-orang yang tidak, atau belum diberi satupun Kitab oleh Allah. Kaum Yahudi telah diberi tiga buah kitab melalui beberapa orang nabi mereka. Karenanya, mereka di sebut ahli kitab. Sedangkan orang-orang Arab, belum diberi satupun kitab sebelum Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad yang orang Arab. Hal ini dijelaskan-Nya dalam Firman-Nya: “Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab, dan orang-orang “ummi” (yang tidak diberi kitab), sudahkah kamu tunduk patuh?” (Qs Ali Imran: 20).

Berdasarkan ayat di atas, kata “ummi” itu tidak bermakna buta huruf. Alquran malah membantah keras jika kata "ummi" diartikan sebagai kebutahurufan Nabi Muhammad. Banyak ayat di dalam Alquran yang memerintahkan Nabi supaya membaca ayat-ayat-Nya kepada orang-orang yang berada di sekelilingnya. Hal ini menunjukkan nabi pandai membaca.

Contoh ayat dimaksud antara lain; “Katakanlah (Muhammad), ‘Marilah, aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu….” (QS 6:151). Atau, “Demikianlah Kami mengutus kamu (Muhammad) kepada satu umat yang sebelumnya beberapa umat telah berlalu, agar engkau bacakan kepada mereka (Alquran) yang Kami wahyukan kepadamu.…” (QS 13:30). Atau, : “Dia yang mengutus kepada kaum yang ummi (orang Arab) seorang rasul (Muhammad) di kalangan mereka untuk membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,” (QS 62:2). Baca juga dalam QS 5:27, QS 17:106, 27:91-92, QS 33:33-34, QS 39:71.

Sulit menerima hakikat bahwa seorang Nabi pilihan-Nya tidak tahu membaca padahal ayat yang diturunkan pertama kali adalah perintah membaca, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan” (QS 96:1). Ayat Alquran yang pertama sudah menyiratkan bahwa bahwa Nabi Muhammad tidak buta huruf. Sebab, sebuah kesia-siaan saja bila Allah menyapa Nabi Muhammad dengan perintah untuk membaca (kalau beliau dianggap buta-huruf). Karenanya, bagi Syekh Al-Maqdisi, penulis buku Nabi Muhammad, Buta Huruf atau Genius? (Mengungkap Misteri “Keummian” Rasulullah) jawabannya jelas: Ada tafsir sejarah yang keliru terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal baca-tulis. Dan semua itu, bersumber dari kekeliruan kita dalam menerjamahkan kata “ummi” dalam Alquran maupun Hadis, yang oleh sebagian besar umat Islam diartikan “buta huruf”.

Menurut Al-Maqdisi, “ummi” memang bisa berarti “buta huruf”, tapi ketika menyangkut Nabi Muhammad, “ummi” di situ lebih berarti orang yang bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani. Pada masa itu, kaum Yahudi dan Nasrani sering kali menyebut umat di luar dirinya sebagai orang-orang “ummi” atau “non-Yahudi dan non-Nasrani”, atau orang-orang yang tidak diberi kitab. Termasuk Rasulullah dan orang Arab lainnya.

Alquran tidak hanya menjelaskan nabi pandai membaca, tetapi pandai menulis. Dalam Alquran dijelaskan orang-orang kafir menuduh Rasul menulis dongeng-dongeng orang terdahulu dan disebutnya firman-firman Tuhan: “Dan mereka berkata, “(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (QS Al-Furqan : 5).

Dan terakhir, terdapat sebuah ayat lagi yang insya Allah dapat menepis sama sekali keraguan terhadap Nabi yang dikatakan tidak pandai membaca dan menulis. Firman-Nya: “Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab sebelum (Alquran) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu, sekiranya engkau pernah membaca dan menulis niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya.” (QS Al-Ankabut : 48).

Ayat ini menegaskan, Nabi tidak pernah membaca dan menulis satupun Kitab sebelum menerima Alquran. Maksudnya, setelah menerima Alquran, Rasul membaca dan menulis Kitab dengan tangan kanannya. Ayat ini pun menunjukkan, dengan tidak pernahnya Rasullullah membaca atau menulis satu kitab pun semisal Alquran, bukan berarti Rasulullah tidak tahu membaca dan menulis. Misalnya membaca dan menulis dalam urusan perdagangannya. Nabi adalah seorang pedagang yang terkenal. Dan para ahli sejarah sepakat, pada zaman Nabi tidak menggunakan angka-angka; huruf huruf abjad telah digunakan sebagai angka-angka. Sebagai seorang pedagang yang berurusan dengan nomor-nomor atau angka-angka setiap hari, Nabi tentunya tahu tentang abjad, dari satu sampai keseribu. Karenanya, tidak ada dalih yang kuat apalagi untuk mempertahankan pendapat Nabi Muhammad buta huruf.

Dr Muhammad Syahrur, Penulis Al-Kitab wal Quran tidak mau menerima cerita tentang buta hurufnya Nabi. Karenanya ia mengatakan, “Nabi memang ummi, tetapi beliau mampu membaca dan menulis.” Kalau keraguan masih ada, izinkan saya meminta untuk kembali membaca, surat pertama Tuhan kepada kekasih-Nya, “Bacalah (Muhammad) dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan….!” Wallahu ‘alam. *

Dikutip dari tulisan Ismail Amin, Mahasiswa Institute for Language and Islamic Studies, Republik Islam Iran. Pernah dimuat di Harian Fajar http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=45001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar