Pengertian Cerdik
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering juga menggunakan ungkapan atau kata “ cerdik “. Sering kita mengunakannya dengan sinonim bahasa daerah masing-masing. Misalnya dalam masyarakat Minang, kata cerdik diungkapkan dengan kata cadiak . Dalam bahasa daerah yang lain saya tidak tahu, tapi sudah jelas dan pasti ada.
Untuk memahami arti kata cerdik sering menggunakan sebuah kisah atau sekelumit cerita pendek tentang peristiwa yang dialami seseorang. Boleh juga menggunakan cerita dongeng, semisal cerita kancil dan buaya atau kancil dengan monyet. Dalam masyrakat kita di timur, Kancil digunakan sebagai simbol atau penyandang atribut cerdik.
Kita ambil sedikit cerita dari sebuah kisah (dongeng), …. disaat Kancil sampai dekat sungai dia berseru kepada Buaya , wahai Buaya ! saya diperintah oleh Raja untuk menghitung jumlah kalian yang ada di sungai ini……., maka berbarislah kalian sampai ke seberang sana supaya saya mudah menghitungnya….Setelah Kancil mulai menghitung satu persatu, dia melompat dari atas punggung Buaya yang satu ke atas punggung Buaya berikutnya. maka sampailah sang Kancil ke seberang sungai. Kemudian Kancil mengucapkan terima kasih dan terus pergi….
Dalam cerita tersebut kancil memperlihatkan kecepatan dan akurasi berfikir untuk menyelesaikan masalah (yakni melanjutkan perjalanan melintasi sungai). Dalam hal ini terkandung dua makna, pertama kecepatan berfikir dan akurasi solusi. Dan kedua terkandung makna kemampuan berdusta tanpa disadari oleh yang didustai. Maka disini cerdik bermakna kemampuan mengambil keputusan untuk memilih metodologi dan melaksanakan tindakan yang mendatangkan keutungan dengan memanfaat situasi dan kondisi yang ada.
Contoh yang lain dapat juga kita ambil dari penggalan cerita perjanjian Nabi Muhammad dengan Kafir Qurasy Makkah….. Bila orang Kafir Qurasy datang ke Madinah dibolehkan kembali ke Makkah. Tapi sebaliknya bila pengikut Nabi yang datang ke Makkah tidak boleh kembali ke Madinah. Itulah sebuah kecerdikan nabi membuat perundingan. Dalam masa perundingan yang seperti itu Nabi memperoleh keuntungan yang sangat strategis, yakni dengan mengambil manfaat dari situasi dan kondisi yang ada. Dengan kondisi seperti itu Nabi mempersiapkan para sahabat yang mampu berdakwah dengan bijaksana untuk didatangkan ke kota Makkah. Disamping itu juga bila datang orang kafir Qurasy ke Madinah Nabi dan para sahabat dapat melayani mereka dengan baik. Bila orang-orang ini kembali ke Makkah mereka dapat menceritakan kepada kaum kerabatnya tentang kebaikan Nabi dan para Sahabatnya. Dalam keadaan seperti itu Nabi memperoleh dua keuntungan strategi dakwah. Maka kecerdikan Nabi juga bermakna kemampuan mengambil manfaat dari situasi dan kondisi yang ada (yang disepakati). Manfaat yang di peroleh Nabi tidak disadari oleh Kafir Qurasy. Namun kaum Kafir Qurasy tidak merasa rugi, bahkan mereka juga merasa beruntung.
Dengan dua contoh diatas dapat di fahami bahwa cerdik adalah merupakan kemampuan mengambil keputusan untuk memecahkan masalah (yang berhubungan dengan orang lain) yang mendatangkan keuntungan baik untuk diri sendiri maupun untuk kelompok.
Biasanya dalam kehidupan sehari-hari terdapat dua sifat dari kecerdikan. Pertama cerdik yang bernilai negatif, sering disebut dengan cerdik buruk. Kedua cerdik yang bernilai positif atau disebut juga dengan cerdik elok. Kalau cerdik buruk artinya disaat kita mengambil keputusan dalam memecahkan masalah keuntungan yang kita peroleh berada diatas kerugian di fihak orang lain. Artinya tindakan yang diambil dengan memanfaatkan kelemahan atau kebodohan (ketidak tahuan) orang lain. Misalnya seseorang ingin mendapatkan sesuatu (jabatan) dia mencari kawan untuk membantu atau mendukung usahanya itu. Berbagai bujuk rayu dilakukan. Tapi setelah maksudnya tercapai, orang yang mendukungnya tadi tidak di pedulikannya lagi, mereka merasa tertipu. Mungkin contoh yang lain akan mudah di jumpai dalam kehidupan kita.
Tapi sebaliknya cerdik elok semua orang menyenanginya. Kecerdikan ini mengambil keputusan atau tindakan dengan memanfaatkan situasi dan kondisi dari suatu persaingan atau kompetisi dengan tidak menimbulkan kerugian di fihak orang lain. Baik kerugian material maupun kerugian perasaan. Orang lain akan memberikan pengakuan atas keunggulan kita. Ya contohnya juga banyak sekali, dan mudah di temui dalam kehidupan kita.
Yang perlu sekali kita fahami dari makna cerdik ini adalah kecepatan proses berfikir, ketepatan atau akurasi keputusan dan tindakan yang diambil. Akurasi keputusan harus didukung dengan pemilihan metodologi yang cocok untuk itu. Terkhir adalah keuntungan atau manfaat yang diperoleh memuaskan.
Harian Republika terbitan hari jum’at tanggal 19 maret 2010 memberitakan sebagai berikut;
HAARLEM–Pengadilan di kota Haarlem, Belanda membebaskan pilot Swedia yang selama bertahun-tahun menerbangkan pesawat tanpa memiliki ijazah yang berlaku. Pengadilan tidak melihat alasan untuk menahannya lebih lama. Pria Swedia berusia 42 tahun itu ditangkap di Schiphol 2 Maret lalu ketika hendak mengemudikan Boeing 737. Ternyata selama 13 tahun, ia mengemudikan pesawat untuk berbagai maskapai penerbangan di Belgia, Inggris, dan Italia, tanpa memiliki brevet yang berlaku. Selama periode itu, ia sudah ribuan kali terbang. Pria tersebut pernah memiliki brevet terbang, tapi tidak untuk mengemudikan pesawat penumpang. Di samping itu, brevet tersebut sudah kedaluwarsa.
Nah, contoh kasus ini cerdik juga kan ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar